Blog Archive
-
▼
2011
(28)
-
▼
June
(19)
- Tonsilitis (Radang pada Amandel/Tonsil)
- Infeksi pada Kehamilan : Infeksi Saluran Kemih
- Pola Makan yang Memicu Cegukan
- Rambut Bebas Ketombe? Aseeeekkkkk!
- "Morning Sickness"? Apaan tuh...
- Ayat Suci dalam Kromosom Manusia
- Susu Wajib Dihabiskan 2 Jam Setelah Diseduh
- Jangan Suka Mengguncang Bayi karena Itu Berbahaya
- SAY NO TO DRUGS!!!
- Deteksi Dini Ca Cervix
- DIVERTIKULUM MECKEL
- Otitis Media Efusi
- EFEK PENGENCERAN 0.5% PROPOFOL TERHADAP NYERI PADA...
- Dasar-Dasar Peniadaan Kelalaian Medik
- Flu Singapura..ada kah?
- Thanatologi
- Tetralogi of Fallot (ToF)
- Larangan-larangan untuk Ibu Hamil
- Ulcus Carcinomatous
-
▼
June
(19)
Friday, 17 June 2011
Thanatologi
07:36 |
Posted by
Ummu Hasanaiin Al Madaniyyah |
Edit Post
Thanatologi adalah salah satu bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian serta perubahan yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Thanatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “thanatos” = sesuatu yang berkaitan dengan kematian dan “logos” = ilmu.
Stadium Kematian :
Somatic death/Clinical/Systemic
- Terhentinya Sistem pernapasan, Cardiovaskuler dan Saraf secara irreversibel
- Cellular death/moleculer death
- Pada stadium ini aktivitas pada tingkat sel/jaringan telah terhenti. Dalam hal ini jaringan yang paling cepat mati adalah otak. Penting pada transplantasi.
Mati Suri
Suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya proses vital sedemikian rupa sampai taraf minimal untuk kehidupan sehingga secara klinis mirip dengan orang mati .
Mati Cerebral
Terhentinya sistem SSP sedangkan dua sistem lainnya dipertahankan dengan alat.
Penentuan Kematian
a. Sistem saraf :
- refleks (-) dan relaksasi
- sensorik dan motorik (-)
- EEG mendatar
b. Sistem kardiovaskular :
- nadi berhenti (palpasi)
- detak berhenti (auskultasi)
- EKG mendatar
- Tes magnus (-), Tes icard (-), incisi a. radialis
c. Sistem respirasi
- gerakan napas – (inspeksi/palpasi)
- suara napas – ( auskultasi)
- Tes winslow (-)
- Cermin di depan hidung/mulut
- Bulu ayam di depan hidung/mulut
Fase Awal Kematian
- Muka pucat
- Hilangnya elastisitas kulit
- Otot atoni dan relaksasi
- Perubahan pada mata
- Kornea akan menjadi keruh karena mengering, segmentasi pembuluh darah retina refleks
pupil/cornea pupil (-), tonus bola mata menurun , bulbar oklusi melunak dan mengkerut
- Berhentinya ketiga sistem
Fase Lanjut Kematian :
- Penurunan suhu mayat (algor mortis)
Algor mortis : terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu :
a. Faktor lingkungan
b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)
c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya
d. Aliran udara, kelembaban udara
e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh
f. Sebab kematian, posisi tubuh
- Lebam mayat (livor mortis)
Livor mortis (lebam mayat) → akibat peredaran darah terhenti → stagnasi → darah menempati daerah terbawah → tampak bintik merah kebiruan
Mulai tampak sekitar 20 -30 menit setelah kematian somatis
intensitas maksimal → 6-10 jam post mortal.(hilang dengan penekanan)
setelah 6-10 jam → lebam mayat tidak hilang pada penekanan
Faktor yang mempengaruhi lebam mayat :
* Volume darah
Banyak (CHF) : lebam cepat, luas
Kurang (anemia) : lebam lama, terbatas
* Lamanya dalam keadaan cair
* Warna :
Umumnya : merah ungu
Keracunan gas CO : warna merah bata
Keracunan Sianida : warna merah terang
Keracunan anillin : warna coklat kebiruan
Distribusi Lebam :
A. Kulit (yg tampak dari luar)
1. Posisi terlentang
- Bgn belakang kepala & leher
- daun telinga
- Bgn ekstensor lengan/fleksor
- tungkai & ujung jari bawah kuku
- Tdk terdpt pd : daerah gluteus, skapula, bekas tempat dasi.
2. Posisi tengkurap (prone position)
- bgn ventral tubuh
- bgn dahi,pipi dan dagu
- ekstensor tungkai
3. Posisi tergantung
- ujung ekstremitas
- Genitalia eksterna
B. Organ Dalam
# Posisi terlentang
- bgn posterior otak besar/kecil
- bgn dorsal paru/hepar/ginjal
- bgn posterior dinding lambung
- usus yg dibawah (dlm rongga panggul)
Interpretasi :
- Tanda pasti kematian
- Menaksir saat/lama kematian
- Menaksir sebab kematian
- Menentukan apakah posisi jenazah pernah dirubah atau tidak
- Kaku mayat (rigor mortis)
Rigor mortis → kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot
Mekanisme terjadinya :
1. Cadangan glikogen habis → ATP → aktin / miosin menggumpal → otot kaku
2. Produk glikolisis anaerob → asam sarkolastik / fosfor → pH otot asam → otot kaku
Skala waktu rigor mortis
- 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
- > 6 jam : Kaku lengkap
- > 12 jam : kaku menyeluruh
- > 36 jam : relaksasi sekunder
Interpretasi :
– Tanda pasti kematian
– Taksir saat/lama kematian
– Posisi mayat setelah terjadi rigor
Keadaan yang menyerupai rigor mortis :
* Cadaveric spasme / Instantaneous rigor
– Kontraksi otot pd std mati klinis
– Berhbgan dgn faktor psikis & rasa nyeri yg hebat
– Tdk melewati relaksasi primer à berlgsg terus sampai relaksasi sekunder
– Kekakuan bersifat setempat & kelompok otot tertentu
– Mrpkn tanda intravital
– Bisa ditemukan pd :
• Bunuh diri dgn pistol/ senjata tajam
• Tenggelam/ mendaki gunung
• Pembunuhan à genggam robekan pakaian pembunuh
* Heat stiffening
– Akibat koagulasi protein o/k suhu yang tinggi --> serat otot memendek --> lengan/ tungkai flexi
– Tdk tjd rigor mortis & lsg tjd pembusukan
– Biasa pd mati terbakar
– Pd mayat terbakar seluruhnya à posisi pugilistic attitude/boxer houding/coitus houding
* Cold Stiffening (Freezing)
– Akibat membekunya cairan tubuh t.u pada sendi (synovial) à persendian kaku
– Bila digerakkan terdengar krepitasi / ice cracking
Faktor yang mempengaruhi :
- Aktivitas premortal : mempercepat
- Suhu tubuh tinggi : mempercepat
- Konstitusi tubuh : kurus→ cepat
- Umur : anak, orang tua (cepat)
- Gizi jelek mempercepat
- Suhu optimal lingkungan
- Pembusukan (dekomposisi)
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis.
Skala waktu terjadinya pembusukan
Mulai terjadi setelah kematian seluler
Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum)
Mekanisme :
Degradasi jaringan oleh bakteri → H2S, HCN, AA, asam lemak
H2S + Hb → HbS (hijau kehitaman)
Faktor yang mempengaruhi pembusukan :
1. Mikroorganisme
2. Suhu optimal (21 – 370C)
3. Kelembaban tinggi→cepat
4. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)
5. Umur bayi, anak, ortu → lambat
6. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)
7. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)
8. Sebab kematian : radang (cepat)
9. Sex : wanita baru melahirkan (cepat)
Tanda pembusukan :
- Wajah / bibir bengkak, bola mata menonjol
- Lidah terjulur, lubang hidung / mulut keluar darah
- Dari lubang tubuh keluar isinya
- Badan gembung, bulla/kulit ari terkelupas
- Arborescent pattern / marbling
- Dinding perut pecah
- Scrotum / vulva bengkak
- Kuku/ rambut terlepas
- Organ dalam membusuk
Interpretasi :
– Tanda pasti kematian
– Taksir saat/lamakematian
– Bedakan dgn bulla intravital :
^ Bulla Intravital
- Warna kulit ari kecoklatan
- Kadar albumin/ chlor tinggi
- Dasar bulla hiperemis
- Jar.yg terangkat intraepidermal
- Ada rx jaringan/ resapan darah
^ Pembusukan
- Kuning
- Rendah/ tak ada
- Merah pembusukan
- Diantara dermis dgn epidermis
- Tidak ada reaksi jaringan/resapan darah
- Bentuk lain post mortem
* Adipocera
Prinsip :
Hidrogenasi as.lemak takjenuh menjadi jenuh à berx dgn alkali membtk sabun yg tak larut
Syarat :
Suhu rendah, kelembaban tinggi, aliran udara rendah, harus ada air & mengandung alkali (t.u calcium, ammonium)
Gejala :
Tubuh warna putih kekuningan,teraba spt sabun, bau tengik, pd pemanasan meleleh
Proses tjd bbrp bulan – tahun
Manfaat :
– Identifikasi korban
– Tanda kekerasan dapat dicari
* Mummifikasi
Prinsip :
Pengeringan dan pengisutan alat tubuh akbt proses penguapan cairan tubuh
Syarat :
Suhu udara tinggi, kelembaban rendah (udara kering), aliran udara terus-menerus
Tubuh kurus kering & mengeriput, kulit kecoklatan & melekat pd jar.dibawahnya, anatomi organ dalam baik, tdk membusuk
Manfaat :
– Identifikasi korban
– Tanda kekekrasan dpt dicari
Perkiraan Saat Kematian
Saat kematian diperkirakan berdasarkan tiga perubahan post mortem yang pokok, yaitu: penurunan suhu, lebam mayat dan kaku mayat; yang dipertegas lagi dengan keadaan lambung dan pembusukan.
note : ringkasan kuliah thanatologi dari FK UNHAS
Stadium Kematian :
Somatic death/Clinical/Systemic
- Terhentinya Sistem pernapasan, Cardiovaskuler dan Saraf secara irreversibel
- Cellular death/moleculer death
- Pada stadium ini aktivitas pada tingkat sel/jaringan telah terhenti. Dalam hal ini jaringan yang paling cepat mati adalah otak. Penting pada transplantasi.
Mati Suri
Suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya proses vital sedemikian rupa sampai taraf minimal untuk kehidupan sehingga secara klinis mirip dengan orang mati .
Mati Cerebral
Terhentinya sistem SSP sedangkan dua sistem lainnya dipertahankan dengan alat.
Penentuan Kematian
a. Sistem saraf :
- refleks (-) dan relaksasi
- sensorik dan motorik (-)
- EEG mendatar
b. Sistem kardiovaskular :
- nadi berhenti (palpasi)
- detak berhenti (auskultasi)
- EKG mendatar
- Tes magnus (-), Tes icard (-), incisi a. radialis
c. Sistem respirasi
- gerakan napas – (inspeksi/palpasi)
- suara napas – ( auskultasi)
- Tes winslow (-)
- Cermin di depan hidung/mulut
- Bulu ayam di depan hidung/mulut
Fase Awal Kematian
- Muka pucat
- Hilangnya elastisitas kulit
- Otot atoni dan relaksasi
- Perubahan pada mata
- Kornea akan menjadi keruh karena mengering, segmentasi pembuluh darah retina refleks
pupil/cornea pupil (-), tonus bola mata menurun , bulbar oklusi melunak dan mengkerut
- Berhentinya ketiga sistem
Fase Lanjut Kematian :
- Penurunan suhu mayat (algor mortis)
Algor mortis : terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu :
a. Faktor lingkungan
b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)
c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya
d. Aliran udara, kelembaban udara
e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh
f. Sebab kematian, posisi tubuh
- Lebam mayat (livor mortis)
Livor mortis (lebam mayat) → akibat peredaran darah terhenti → stagnasi → darah menempati daerah terbawah → tampak bintik merah kebiruan
Mulai tampak sekitar 20 -30 menit setelah kematian somatis
intensitas maksimal → 6-10 jam post mortal.(hilang dengan penekanan)
setelah 6-10 jam → lebam mayat tidak hilang pada penekanan
Faktor yang mempengaruhi lebam mayat :
* Volume darah
Banyak (CHF) : lebam cepat, luas
Kurang (anemia) : lebam lama, terbatas
* Lamanya dalam keadaan cair
* Warna :
Umumnya : merah ungu
Keracunan gas CO : warna merah bata
Keracunan Sianida : warna merah terang
Keracunan anillin : warna coklat kebiruan
Distribusi Lebam :
A. Kulit (yg tampak dari luar)
1. Posisi terlentang
- Bgn belakang kepala & leher
- daun telinga
- Bgn ekstensor lengan/fleksor
- tungkai & ujung jari bawah kuku
- Tdk terdpt pd : daerah gluteus, skapula, bekas tempat dasi.
2. Posisi tengkurap (prone position)
- bgn ventral tubuh
- bgn dahi,pipi dan dagu
- ekstensor tungkai
3. Posisi tergantung
- ujung ekstremitas
- Genitalia eksterna
B. Organ Dalam
# Posisi terlentang
- bgn posterior otak besar/kecil
- bgn dorsal paru/hepar/ginjal
- bgn posterior dinding lambung
- usus yg dibawah (dlm rongga panggul)
Interpretasi :
- Tanda pasti kematian
- Menaksir saat/lama kematian
- Menaksir sebab kematian
- Menentukan apakah posisi jenazah pernah dirubah atau tidak
- Kaku mayat (rigor mortis)
Rigor mortis → kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot
Mekanisme terjadinya :
1. Cadangan glikogen habis → ATP → aktin / miosin menggumpal → otot kaku
2. Produk glikolisis anaerob → asam sarkolastik / fosfor → pH otot asam → otot kaku
Skala waktu rigor mortis
- 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
- > 6 jam : Kaku lengkap
- > 12 jam : kaku menyeluruh
- > 36 jam : relaksasi sekunder
– Tanda pasti kematian
– Taksir saat/lama kematian
– Posisi mayat setelah terjadi rigor
Keadaan yang menyerupai rigor mortis :
* Cadaveric spasme / Instantaneous rigor
– Kontraksi otot pd std mati klinis
– Berhbgan dgn faktor psikis & rasa nyeri yg hebat
– Tdk melewati relaksasi primer à berlgsg terus sampai relaksasi sekunder
– Kekakuan bersifat setempat & kelompok otot tertentu
– Mrpkn tanda intravital
– Bisa ditemukan pd :
• Bunuh diri dgn pistol/ senjata tajam
• Tenggelam/ mendaki gunung
• Pembunuhan à genggam robekan pakaian pembunuh
* Heat stiffening
– Akibat koagulasi protein o/k suhu yang tinggi --> serat otot memendek --> lengan/ tungkai flexi
– Tdk tjd rigor mortis & lsg tjd pembusukan
– Biasa pd mati terbakar
– Pd mayat terbakar seluruhnya à posisi pugilistic attitude/boxer houding/coitus houding
* Cold Stiffening (Freezing)
– Akibat membekunya cairan tubuh t.u pada sendi (synovial) à persendian kaku
– Bila digerakkan terdengar krepitasi / ice cracking
Faktor yang mempengaruhi :
- Aktivitas premortal : mempercepat
- Suhu tubuh tinggi : mempercepat
- Konstitusi tubuh : kurus→ cepat
- Umur : anak, orang tua (cepat)
- Gizi jelek mempercepat
- Suhu optimal lingkungan
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis.
Skala waktu terjadinya pembusukan
Mulai terjadi setelah kematian seluler
Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum)
Mekanisme :
Degradasi jaringan oleh bakteri → H2S, HCN, AA, asam lemak
H2S + Hb → HbS (hijau kehitaman)
Faktor yang mempengaruhi pembusukan :
1. Mikroorganisme
2. Suhu optimal (21 – 370C)
3. Kelembaban tinggi→cepat
4. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)
5. Umur bayi, anak, ortu → lambat
6. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)
7. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)
8. Sebab kematian : radang (cepat)
9. Sex : wanita baru melahirkan (cepat)
Tanda pembusukan :
- Wajah / bibir bengkak, bola mata menonjol
- Lidah terjulur, lubang hidung / mulut keluar darah
- Dari lubang tubuh keluar isinya
- Badan gembung, bulla/kulit ari terkelupas
- Arborescent pattern / marbling
- Dinding perut pecah
- Scrotum / vulva bengkak
- Kuku/ rambut terlepas
- Organ dalam membusuk
Interpretasi :
– Tanda pasti kematian
– Taksir saat/lamakematian
– Bedakan dgn bulla intravital :
- Warna kulit ari kecoklatan
- Kadar albumin/ chlor tinggi
- Dasar bulla hiperemis
- Jar.yg terangkat intraepidermal
- Ada
- Kuning
- Rendah/ tak ada
- Merah pembusukan
- Diantara dermis dgn epidermis
- Tidak ada reaksi jaringan/resapan darah
* Adipocera
Prinsip :
Hidrogenasi as.lemak takjenuh menjadi jenuh à berx dgn alkali membtk sabun yg tak larut
Syarat :
Suhu rendah, kelembaban tinggi, aliran udara rendah, harus ada air & mengandung alkali (t.u calcium, ammonium)
Gejala :
Tubuh warna putih kekuningan,teraba spt sabun, bau tengik, pd pemanasan meleleh
Proses tjd bbrp bulan – tahun
Manfaat :
– Identifikasi korban
– Tanda kekerasan dapat dicari
* Mummifikasi
Prinsip :
Pengeringan dan pengisutan alat tubuh akbt proses penguapan cairan tubuh
Syarat :
Suhu udara tinggi, kelembaban rendah (udara kering), aliran udara terus-menerus
Tubuh kurus kering & mengeriput, kulit kecoklatan & melekat pd jar.dibawahnya, anatomi organ dalam baik, tdk membusuk
Manfaat :
– Identifikasi korban
– Tanda kekekrasan dpt dicari
Perkiraan Saat Kematian
Saat kematian diperkirakan berdasarkan tiga perubahan post mortem yang pokok, yaitu: penurunan suhu, lebam mayat dan kaku mayat; yang dipertegas lagi dengan keadaan lambung dan pembusukan.
note : ringkasan kuliah thanatologi dari FK UNHAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment