. Ash-Shihhahcorner: Thanatologi
Friday, 17 June 2011

Thanatologi

Thanatologi adalah salah satu bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian serta perubahan yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Thanatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “thanatos” = sesuatu yang berkaitan dengan kematian dan “logos” = ilmu.

Stadium Kematian :
Somatic death/Clinical/Systemic
- Terhentinya Sistem pernapasan, Cardiovaskuler dan Saraf secara irreversibel
- Cellular death/moleculer death
- Pada stadium ini aktivitas pada tingkat sel/jaringan telah terhenti. Dalam hal ini jaringan yang paling cepat mati adalah otak. Penting pada transplantasi.

Mati Suri
Suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya proses vital sedemikian rupa sampai taraf minimal untuk kehidupan sehingga secara klinis mirip dengan orang mati .

Mati Cerebral
Terhentinya sistem SSP sedangkan dua sistem lainnya dipertahankan dengan alat.

Penentuan Kematian
a. Sistem saraf :
- refleks (-) dan relaksasi
- sensorik dan motorik (-)
- EEG mendatar
b. Sistem kardiovaskular :
- nadi berhenti (palpasi)
- detak berhenti (auskultasi)
- EKG mendatar
- Tes magnus (-), Tes icard (-), incisi a. radialis

c. Sistem respirasi
- gerakan napas – (inspeksi/palpasi)
- suara napas – ( auskultasi)
- Tes winslow (-)
- Cermin di depan hidung/mulut
- Bulu ayam di depan hidung/mulut

Fase Awal Kematian
- Muka pucat
- Hilangnya elastisitas kulit
- Otot atoni dan relaksasi
- Perubahan pada mata
- Kornea akan menjadi keruh karena mengering, segmentasi pembuluh darah retina refleks
pupil/cornea pupil (-), tonus bola mata menurun , bulbar oklusi melunak dan mengkerut
- Berhentinya ketiga sistem

Fase Lanjut Kematian :
- Penurunan suhu mayat (algor mortis)
Algor mortis : terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi Algor mortis yaitu :
a. Faktor lingkungan
b. Suhu tubuh saat kematian ( suhu meningkat, a.m.makin lama)
c. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupinya
d. Aliran udara, kelembaban udara
e. Aktivitas sebelum meninggal, konstitusi tubuh
f. Sebab kematian, posisi tubuh

- Lebam mayat (livor mortis)
Livor mortis (lebam mayat) → akibat peredaran darah terhenti → stagnasi → darah menempati daerah terbawah → tampak bintik merah kebiruan
Mulai tampak sekitar 20 -30 menit setelah kematian somatis
intensitas maksimal → 6-10 jam post mortal.(hilang dengan penekanan)
setelah 6-10 jam → lebam mayat tidak hilang pada penekanan

Faktor yang mempengaruhi lebam mayat :
* Volume darah
Banyak (CHF) : lebam cepat, luas
Kurang (anemia) : lebam lama, terbatas
* Lamanya dalam keadaan cair
* Warna :
Umumnya : merah ungu
Keracunan gas CO : warna merah bata
Keracunan Sianida : warna merah terang
Keracunan anillin : warna coklat kebiruan

Distribusi Lebam :
A. Kulit (yg tampak dari luar)
1. Posisi terlentang
- Bgn belakang kepala & leher
- daun telinga
- Bgn ekstensor lengan/fleksor
- tungkai & ujung jari bawah kuku
- Tdk terdpt pd : daerah gluteus, skapula, bekas tempat dasi.
2. Posisi tengkurap (prone position)
- bgn ventral tubuh
- bgn dahi,pipi dan dagu
- ekstensor tungkai
3. Posisi tergantung
- ujung ekstremitas
- Genitalia eksterna
B. Organ Dalam
# Posisi terlentang
- bgn posterior otak besar/kecil
- bgn dorsal paru/hepar/ginjal
- bgn posterior dinding lambung
- usus yg dibawah (dlm rongga panggul)

Interpretasi :
- Tanda pasti kematian
- Menaksir saat/lama kematian
-
Menaksir sebab kematian
-
Menentukan apakah posisi jenazah pernah dirubah atau tidak

- Kaku mayat (rigor mortis)

Rigor mortis → kekakuan pada otot tanpa atau disertai pemendekan serabut otot
Mekanisme terjadinya :
1. Cadangan glikogen habis → ATP → aktin / miosin menggumpal → otot kaku
2. Produk glikolisis anaerob → asam sarkolastik / fosfor → pH otot asam → otot kaku
Skala waktu rigor mortis
- 0-2 sampai 4 jam : kaku belum terbentuk
- > 6 jam : Kaku lengkap
- > 12 jam : kaku menyeluruh
- > 36 jam : relaksasi sekunder

Interpretasi :
Tanda pasti kematian
Taksir saat/lama kematian
Posisi mayat setelah terjadi rigor

Keadaan yang menyerupai rigor mortis :
* Cadaveric spasme / Instantaneous rigor
Kontraksi otot pd std mati klinis
Berhbgan dgn faktor psikis & rasa nyeri yg hebat
Tdk melewati relaksasi primer à berlgsg terus sampai relaksasi sekunder
Kekakuan bersifat setempat & kelompok otot tertentu
Mrpkn tanda intravital
Bisa ditemukan pd :
Bunuh diri dgn pistol/ senjata tajam
Tenggelam/ mendaki gunung
Pembunuhan à genggam robekan pakaian pembunuh
* Heat stiffening
Akibat koagulasi protein o/k suhu yang tinggi --> serat otot memendek --> lengan/ tungkai flexi
Tdk tjd rigor mortis & lsg tjd pembusukan
Biasa pd mati terbakar
Pd mayat terbakar seluruhnya à posisi pugilistic attitude/boxer houding/coitus houding
* Cold Stiffening (Freezing)
Akibat membekunya cairan tubuh t.u pada sendi (synovial) à persendian kaku
Bila digerakkan terdengar krepitasi / ice cracking

Faktor yang mempengaruhi :
- Aktivitas premortal : mempercepat
- Suhu tubuh tinggi : mempercepat
- Konstitusi tubuh : kurus→ cepat
- Umur : anak, orang tua (cepat)
- Gizi jelek mempercepat
- Suhu optimal lingkungan

- Pembusukan (dekomposisi)
Hal ini merupakan suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis.
Skala waktu terjadinya pembusukan
Mulai terjadi setelah kematian seluler
Lebih dari 24 jam mulai tampak warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum)
Mekanisme :
Degradasi jaringan oleh bakteri H2S, HCN, AA, asam lemak
H2S + Hb HbS (hijau kehitaman)

Faktor yang mempengaruhi pembusukan :
1. Mikroorganisme
2. Suhu optimal (21 – 370C)
3. Kelembaban tinggi→cepat
4. Sifat mediumnya udara=air=tanah=(1:2:8)
5. Umur bayi, anak, ortu → lambat
6. Kostitusi tubuh : gemuk (cepat)
7. Keadaan waktu mati kematian :edema(cepat), dehidrasi(lambat)
8. Sebab kematian : radang (cepat)
9. Sex : wanita baru melahirkan (cepat)

Tanda pembusukan :
- Wajah / bibir bengkak, bola mata menonjol
- Lidah terjulur, lubang hidung / mulut keluar darah
- Dari lubang tubuh keluar isinya
- Badan gembung, bulla/kulit ari terkelupas
- Arborescent pattern / marbling
- Dinding perut pecah
- Scrotum / vulva bengkak
- Kuku/ rambut terlepas
- Organ dalam membusuk

Interpretasi :
Tanda pasti kematian
Taksir saat/lamakematian
Bedakan dgn bulla intravital :
^ Bulla Intravital
- Warna kulit ari kecoklatan
- Kadar albumin/ chlor tinggi
- Dasar bulla hiperemis
- Jar.yg terangkat intraepidermal
- Ada
rx jaringan/ resapan darah
^ Pembusukan
- Kuning
- Rendah/ tak ada
- Merah pembusukan
- Diantara dermis dgn epidermis
- Tidak ada reaksi jaringan/resapan darah

- Bentuk lain post mortem
* Adipocera

Prinsip :
Hidrogenasi as.lemak takjenuh menjadi jenuh à berx dgn alkali membtk sabun yg tak larut

Syarat :
Suhu rendah, kelembaban tinggi, aliran udara rendah, harus ada air & mengandung alkali (t.u calcium, ammonium)

Gejala :
Tubuh warna putih kekuningan,teraba spt sabun, bau tengik, pd pemanasan meleleh
Proses tjd bbrp bulan – tahun

Manfaat :
Identifikasi korban
Tanda kekerasan dapat dicari

* Mummifikasi

Prinsip :
Pengeringan dan pengisutan alat tubuh akbt proses penguapan cairan tubuh
Syarat :
Suhu udara tinggi, kelembaban rendah (udara kering), aliran udara terus-menerus

Gejala :
Tubuh kurus kering & mengeriput, kulit kecoklatan & melekat pd jar.dibawahnya, anatomi organ dalam baik, tdk membusuk
Manfaat :
Identifikasi korban
Tanda kekekrasan dpt dicari

Perkiraan Saat Kematian
Saat kematian diperkirakan berdasarkan tiga perubahan post mortem yang pokok, yaitu: penurunan suhu, lebam mayat dan kaku mayat; yang dipertegas lagi dengan keadaan lambung dan pembusukan.


note : ringkasan kuliah thanatologi dari FK UNHAS


0 comments:

Post a Comment


ShoutMix chat widget